Hemofilia, Kenali Penyebab hingga Jenisnya
Hemofilia adalah penyakit yang menyebabkan darah tidak bisa membeku secara normal karena kekurangan protein yang merupakan faktor pembeku darah. Akibatnya, saat tubuh mengalami luka perdarahan memakan waktu yang lebih lama dibanding darah yang membeku secara normal.
Penyakit ini termasuk kondisi genetik atau turunan yang biasa diderita oleh laki-laki. Mutasi gen ini bisa berasal dari ayah, ibu, maupun kedua orang tua.
Berikut adalah serba-serbi tentang hemofilia, dari penyebab, jenis hingga gejalanya yang dirangkum detikHealth dari Mayo Clinic:
1. Penyebab Hemofilia
Saat tubuh terluka dan terjadi perdarahan, tubuh biasanya mengumpulkan sel darah merah untuk membentuk gumpalan agar menghentikan perdarahan. Proses pembekuan darah ini membutuhkan partikel darah tertentu yaitu platelet dan protein plasma darah.
Dalam kasus hemofilia, terjadi mutasi gen yang bisa menyebabkan tubuh kekurangan faktor pembekuan darah. Di bawah ini dijelaskan lebih lanjut mengenai jenis-jenis hemofilia dan masing-masing penyebabnya.
2. Jenis-jenis Hemofilia
Ada tiga tipe hemofilia yang perlu diketahui yaitu:
- Hemofilia A atau yang biasa disebut sebagai hemofilia klasik karena tidak disebabkan oleh faktor genetik. Tipe ini termasuk langka dan berbahaya.
Hemofilia tipe A ini terjadi saat tubuh kekurangan faktor pembeku darah VIII yang terkait dengan kehamilan, kanker, penggunaan obat-obatan tertentu dan juga terkait penyakit tertentu seperti lupus.
- Hemofilia B yang terjadi karena tubuh kekurangan faktor pembeku darah IX. Kondisi ini biasaya diwariskan oleh ibu, tapi bisa juga terjadi karena mutasi gen sebelum bayi dilahirkan.
- Hemofilia C merupakan tipe yang sangat jarang ditemukan. Penyakit ini disebabkan oleh tubuh yang kekurangan faktor pembeku darah XI.
3. Gejala Hemofilia
Gejala hemofilia beragam dan tergantung pada level faktor pembeku darah. Jika faktor pembeku darah tidak banyak berkurang, kalian mungkin baru menderita pendarahan berkepanjangan setelah operasi.
Tapi, jika kekurangan faktor pembeku darah dalam jumlah besar, kalian bisa saja mengalami perdarahan secara tiba-tiba. Gejala yang dapat muncul antara lain:
- Perdarahan berlebih dari luka atau setelah operasi.
- Kulit mudah memar.
- Pendarahan usai vaksinasi.
- Rasa nyeri dan bengkak di sendi.
- Darah di urine atau feses.
- Mimisan tanpa alasan
4. Risiko Komplikasi
Seseorang yang menderita hemofilia bisa menderita komplikasi lebih lanjut seperti:
- Pendarahan internal yang bisa membuat anggota badan bengkak. Bengkak ini bisa menyentuh syaraf dan mengakibatkan rasa sakit.
- Kerusakan sendi yang diakibatkan oleh pendarahan internal. Pendarahan internal bisa memberi tekanan pada sendi yang jika tidak dirawat bisa menyebabkan arthritis atau kerusakan sendi.
- Infeksi yang biasanya terjadi setelah transfusi darah.
5. Pencegahan Perdarahan
Jika menderita hemofilia ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah perdarahan yaitu:
- Menghindari penggunaan obat pengencer darah yang bisa menghambat pembekuan darah.
- Menghindari obat nyeri yang berpotensi meningkatkan perdarahan.
- Menghindari olahraga dengan banyak kontak fisik.
- Menjaga kesehatan gigi dan gusi agar terhindar dari penyakit yang bisa menyebabkan perdarahan.
Simak Video "Barre, Olahraga dengan Perpaduan Balet dan Pilates "
Post a Comment